Cara Ternak Cumi yang Bikin Untung Besar! Modal Kecil, Hasil Gede Banget!
Kalau kamu pengen tahu gimana caranya ternak cumi dari nol, artikel ini pas banget buat kamu. Kita bakal bahas mulai dari jenis cumi yang cocok dibudidayakan, cara pemeliharaannya, sampai tips biar usaha kamu sukses dan cepat balik modal. Yuk, langsung cek selengkapnya!
Kenapa Ternak Cumi Menjanjikan?
Beberapa alasan kenapa ternak cumi layak dicoba:
-
Masa panen relatif cepat (2–4 bulan tergantung jenis)
-
Bisa dibudidayakan di kolam terkontrol atau karamba jaring apung
-
Permintaan pasar tinggi dan terus bertumbuh
-
Daya adaptasi cumi cukup baik jika dikelola dengan benar
Jenis Cumi yang Cocok untuk Dibudidayakan
Sebelum mulai ternak, kamu perlu tahu dulu jenis cumi yang cocok untuk dibudidayakan. Berikut beberapa yang umum dan punya nilai jual tinggi:
-
Cumi-cumi Lokal (Loligo sp.)
Jenis ini paling banyak ditemukan di perairan Indonesia. Ukurannya sedang, cepat berkembang, dan cocok untuk konsumsi harian. -
Cumi Rajungan (Sepioteuthis lessoniana)
Lebih besar dan punya nilai jual lebih tinggi. Sering diekspor dalam bentuk segar atau beku. -
Cumi-cumi Karang (Uroteuthis spp.)
Jenis ini cocok dibudidayakan di perairan pantai dengan substrat pasir dan terumbu karang.
Pilih jenis cumi yang sesuai dengan lokasi, fasilitas, dan target pasar kamu.
Cara Ternak Cumi: Langkah Demi Langkah
1. Siapkan Lokasi Budidaya
Cumi bisa dibudidayakan di beberapa media:
-
Kolam beton atau fiber: Cocok untuk budidaya skala kecil di darat.
-
Karamba jaring apung (KJA): Digunakan di laut atau tambak dekat pantai.
-
Tambak air payau: Diperlukan pengaturan salinitas agar cocok dengan habitat cumi.
Pastikan air bersih, sirkulasi lancar, dan suhu stabil di kisaran 26–30°C dengan salinitas 30–35 ppt.
2. Pemilihan Bibit Cumi
Gunakan cumi indukan dari tangkapan laut atau hatchery terpercaya. Pilih yang aktif, warna cerah, dan ukuran seragam. Jika kamu bisa mendapatkan bibit dari hasil pemijahan sendiri, itu lebih hemat dan sustainable.
3. Proses Pemijahan
Cumi berkembang biak dengan cara bertelur. Proses ini bisa dilakukan di kolam khusus pemijahan:
-
Sediakan substrat tempat menempelkan telur seperti tali rafia atau jaring halus.
-
Jaga pencahayaan rendah dan suasana tenang.
-
Setelah bertelur, induk bisa dipindahkan atau dikarantina.
Telur akan menetas dalam waktu 3–5 hari tergantung suhu air.
4. Pemeliharaan Larva dan Cumi Muda
-
Pakan awal: Larva cumi diberi pakan alami seperti rotifera atau nauplii Artemia.
-
Setelah 1–2 minggu, bisa diberi pakan ikan kecil atau udang segar cincang.
-
Pastikan air tetap bersih dan tidak terlalu padat tebar.
5. Perawatan Harian
-
Ganti air secara rutin (20–30% per hari).
-
Jaga kualitas air tetap optimal.
-
Beri pakan 2–3 kali sehari.
-
Pantau pertumbuhan dan kesehatan cumi secara berkala.
1. Tips Sukses Ternak Cumi
Biar usaha kamu nggak zonk di tengah jalan, perhatikan hal-hal berikut ini:
-
Jangan terlalu padat tebar: Kepadatan tinggi bikin stres dan pertumbuhan lambat.
-
Gunakan aerator dan sistem filtrasi: Biar air tetap kaya oksigen dan bebas kotoran.
-
Pilih lokasi jauh dari pencemaran: Air bersih adalah kunci utama sukses budidaya.
-
Siapkan rencana pemasaran sejak awal: Hubungi pengepul, restoran, atau jual langsung online.
2. Analisis Usaha Singkat
Modal awal ternak cumi bisa disesuaikan, misalnya untuk skala kecil:
-
Biaya kolam & peralatan: ± Rp 5–10 juta
-
Bibit cumi: ± Rp 2 juta (untuk ±1.000 ekor)
-
Pakan & perawatan 3 bulan: ± Rp 3–5 juta
-
Total modal: Sekitar Rp 10–15 juta
Jika panen berhasil, kamu bisa balik modal bahkan untung dalam satu siklus saja.
Ternak cumi memang belum sepopuler budidaya lele atau nila, tapi justru itu peluang besarnya! Dengan harga jual tinggi, masa panen singkat, dan permintaan pasar yang terus ada, usaha ini cocok banget buat kamu yang mau cuan dari laut tanpa harus jadi nelayan.
Posting Komentar